Langsung ke konten utama

Postingan

20220919

Capek. Padahal gak ngapa-ngapain. Astaga.
Postingan terbaru

Kamu Muncul Lagi

Kamu muncul lagi di pertigaan jalan di beranda dan kamar sempitku. Kamu tersenyum lagi dengan manisnya dengan tulusnya entah untuk siapa. Kamu dapat kembali mencinta menyukainya memeluknya mengelus kepalanya lembut. Kamu sudah tidak apa-apa ku rasa. Kamu sudah pulih baik-baik saja. Lantas mengapa kamu tidak kembali menyapaku? Menyunggingkan senyum atau tidak pura-pura tak lihat aku, setidaknya. Aku masih apa-apa tentu saja. Aku sakit, sepeninggalmu tidak baik-baik saja. Lantas aku beranikan diri menyapamu. Berusaha gapai peluk hangatmu tapi kamu pura-pura tak lihat aku, sadisnya. Kamu muncul lagi di pertigaan jalan di beranda dan kamar sempitku. Tapi kamu tak lagi sudi balas sapa, menyambut genggamku. Jika kamu memang muak, pergi saja itu akan meringankan aku, setidaknya. Tapi kamu lagi-lagi muncul kini seolah ingin balas jahatnya aku dulu membuatku lagi-lagi gila tunai sudah dendammu.
Kamu sudah tidak lagi memegang tanganku, terus berjalan, tak menyadari langkah tertinggalku. Peluk eratmu kini terasa hambar, saat kamu tatap aku, entah ke mana pikiranmu melayang. Padahal di luar matahari tengah terik, tapi kenapa ciummu terasa dingin? Ah, apa suaramu memang sejelek ini, ya? Lagu nina bobomu terdengar begitu ogah-ogahan. Hatiku.. terasa sakit tiap kau tak mau menyeimbangkan napas kita. Semua terasa pahit saat kau paksa persembahkan senyum untukku. Padahal semua bilang kau begitu lembut, padahal wanita itu bilang kau sangat manis, tapi melihatku mengunyah ayam pun, kau tak lagi sudi. Kamu sudah tidak lagi memegang tanganku, harusnya ku tahu saat itu kita telah usai.

Heh!

Sakitlah! Biar bukan cuma aku yang merana. Sementara aku meringis teringat janji busuk yang kau iris, kamu malah menawan dengan senyum yang kau tebarkan, Sial. Padahal ku megap-megap di tengah malam sepi, tapi kamu malah tidur nyenyak dengannya. Dasar tidak tahu diri! Hey! Kamu pernah berjanji. Setidaknya tepati barang satu saja sumpahmu. Heh! Kita pernah bersama, setidaknya kamu bisa berpura-pura bilang pernah cinta aku.

Halo, Bisa Dekap Aku?

Ada wajahmu dalam mimpi terakhirku, aku jadi terpikir, kapan terakhir kali aku menghubungimu? Are you doing well? Apa kamu baik saja setelah perpisahan kita? Karena aku tidak. Bunga terakhir darimu telah lama mati dan menyisakan vas kosong. Begitu pun bajumu yang sengaja tak ku kembalikan, ku dekap lekat hingga kehilangan aroma aslinya. Kamu, apa kabar? Bisakah kita bertemu agar aku bisa minta baju lain yang beraroma kamu? Kamu, jika aku menghubungimu kembali, akankah kamu merasa janggal? Tapi tidak, aku terlalu takut. Aku takut tahu bahwa cuma aku yang sengsara. Bohong. Adalah dusta saat aku bilang tak apa. Melihatmu bahagia tanpa aku itu terlalu menyesakkan. Aku terlalu takut dan mau untuk kembali, tak bisakah kamu saja yang datang lalu dekap aku?