Aku tak 'kan bisa menunggumu di halte bis lagi, memperhatikanmu memilih kursi usang, merasakan degupan dada saat kita tak sengaja duduk bersebelahan. Aku tak akan lagi menyemangatimu di tiap pertandingan, gemas saat kau kehilangan bola dan melonjak saat kau mendapat skor meski semua kulakukan di balik koran kemarin, di balik jeruji lapang. Kau tak 'kan lagi melewati kelasku setiap pagi, kita tak 'kan kebetulan makan dalam meja yang sama lagi. Dan pada akhirnya, aku tak 'kan bisa lagi melihatmu berlarian menuju halte tiap pagi, karena kau telah meninggalkannya, Ya. Halte itu.
Kalau mau nyomot, tolong izin dulu.