Halo, apa kabar? Apa kamu baik-baik saja tanpa aku? Karena aku sama sekali tak baik. Lebih dari sekedar rindu, aku menginginkanmu segera kembali. Walau ku tau kau pasti kan kembali, walau ku selalu tertawa di setiap lembar surat yang kutulis untukmu, meski setiap minggu ku dengar suaramu, ketahuilah aku merana tanpamu. Lembaran potret membuatku teringat pada kebodohanku, yang mungkin melukaimu, menyayat hatimu. Lalu kukatakan sepenuh hati: tolong maafkan aku. Ku harap alasanmu pergi adalah bukan karena hal itu. Datanglah walau sebentar, datanglah meski sekedar memberiku basa-basi. Apa kau tak ingat beberapa taman dan tempat makan yang pernah kita kunjungi? Apa para pedagang ayam kriuk yang berada di sepanjang jalan tak cukup membuatmu ingat padaku? Mampirlah meski sekejap, aku tak masalah jika kau membuat arisan dalam kamarku saat aku sakit. Aku tak apa jika kau mengajakku makan saat tengah malam. Bahkan, aku senang saat kau memintaku untuk terlelap dalam kamarmu.
Kalau mau nyomot, tolong izin dulu.