Kemarau panjang di pertengahan bulan menyisakan sedikit rintikan kemarin malam. Sekarang kulihat genting tetangga telah kering oleh teriknya siang. Dedaunan kering menghempaskan diri ketika angin sepoi dengan iseng menyentilnya. Satu-dua sepeda lewat, menyusuri gang kecil yang terhindar dari gaduhnya dunia luar. Ada suara renyah terdengar ketika ban-ban sepeda menggilas dedaunan kering yang terkapar pasrah di gang sepi itu. Sesekali gorden jendelaku berkibar tertiup kipas angin. Suara bising kipas tua itu nampak lebih perkasa ketimbang tiupannya. Walau begitu, si kipas tetap rajin berputar ketika kunyalakan. Lumayanlah, suaranya cukup nikmat untuk teman tidur siangku yang cuma beberapa menit. Beberapa kali ibu menawarkan agar si kipas tua itu diganti saja dengan AC baru, yang lebih gagah tentunya. Namun ku tolak. Kipas tua ini cukup bisa menemani aku di rumah ini. Ponselku bergetar, berteriak memanggilku. "Saya sudah di depang, Neng!" Ujar seseorang di seberang sana. Deng
Kalau mau nyomot, tolong izin dulu.