"Ayah sudah pulang?" Noni menghambur ke arah ayahnya yang baru masuk rumah.
"Iya.. Mana mamah?"
"Mamah baru aja pergi.. Ayah, Noni buatin teh ya.."
"Iya.." Jawab ayahnya setelah melihat Noni membawa sekotak mainan.
"Iya.. Mana mamah?"
"Mamah baru aja pergi.. Ayah, Noni buatin teh ya.."
"Iya.." Jawab ayahnya setelah melihat Noni membawa sekotak mainan.
Tak lama, tangis Noni terdengar.
"Ayah! Tangan Noni kesiram air panas.. Huwaa!" Noni menjulurkan tangannya.
"Aduh! Siapa suruh main air panas? Sana minta obat sama mamah! Udah, jangan ganggu ayah!"
Tangis Noni terhenti seketika, ia berlari ke luar.
"Aduh! Siapa suruh main air panas? Sana minta obat sama mamah! Udah, jangan ganggu ayah!"
Tangis Noni terhenti seketika, ia berlari ke luar.
Noni masuk kembali ke ruang kerja ayahnya, lalu menyiram air ke atas laptop ayahnya.
"Arrgh! Noni!" Bentak ayahnya. Lalu bergegas mengeringkannya.
"Ayah marah? Kenapa? Laptopnya mahal? Tenang ayah.. Laptopnya Noni siram sama air dingin, tangannya gak bakal bengkak, dia gak mungkin ngerasa sakit, tapi ayah marahin Noni terus langsung dikeringin. Tangan Noni kesiram air panas, Noni sakit, Ayah.. Tapi ayah malah ngusir Noni. Apa harga Noni lebih murah dari laptop ayah?" Air mata Noni mengalir deras.
"Arrgh! Noni!" Bentak ayahnya. Lalu bergegas mengeringkannya.
"Ayah marah? Kenapa? Laptopnya mahal? Tenang ayah.. Laptopnya Noni siram sama air dingin, tangannya gak bakal bengkak, dia gak mungkin ngerasa sakit, tapi ayah marahin Noni terus langsung dikeringin. Tangan Noni kesiram air panas, Noni sakit, Ayah.. Tapi ayah malah ngusir Noni. Apa harga Noni lebih murah dari laptop ayah?" Air mata Noni mengalir deras.
Komentar
Posting Komentar