Aku kembali, berjalan dari awal menyusuri seluruh kenangan yang pernah kau buat
Ada beberapa hal manis yang membuatku rindu padamu
Ada beberapa tempat yang mengundang air mata
Lalu gerimis dan lagu memperparah suasana
Ingatkah dirimu ketika kita berada di bawah hujan bulan Mei?
Semua orang menepi, namun kau cegah langkahku dengan tangan bekumu
Kita benar-benar berada di dekat kolam air mancur kota
Di antara orang-orang yang berlarian
Sayang, aku ingat kau berlutut di hadapanku
Tergagap mengingat bait puisi, berusaha menatap mataku
Lalu kau pasangkan cincin emas putih di jari manisku
Aku tersenyum, malu penuh bahagia
Tapi sekarang, aku rasa bahwa semua puisimu palsu
Tangan beku, gagapmu, tatapan, bahkan cincin, semua hanya kepalsuan
Kau bohongi gadis kecil dengan sebuah permen,
agar kau bisa meninggalkannya sendiri
Semua hal malam itu hanya sebuah sandiwara,
Besok kau akan bersama perempuan itu untuk selamanya
Tidakkah kau pikir ini sedikit menyakitkan?
Setelah malam itu, kau malah kembali pada perempuan lain?
Benci? Ya, aku membencimu
Benar-benar benci, sampai aku sulit bernapas dengan lega
Bagaimana bisa besok kau akan tertawa bahagia dengannya?
Dan, bagaimana bisa selama ini kau berkata bahwa hanya ada aku?
Aku, benar-benar membencimu.
Sangat benci hingga terus teringat semua kebohongan, janji, tatapan, puisi busuk, serta kecupan di kening
Aku sangat benci padamu, hingga akhirnya aku kembali ke dekat kolam air mancur ini
Berharap besok kau mati sebelum ucapkan janji sehidup semati.
Ada beberapa hal manis yang membuatku rindu padamu
Ada beberapa tempat yang mengundang air mata
Lalu gerimis dan lagu memperparah suasana
Ingatkah dirimu ketika kita berada di bawah hujan bulan Mei?
Semua orang menepi, namun kau cegah langkahku dengan tangan bekumu
Kita benar-benar berada di dekat kolam air mancur kota
Di antara orang-orang yang berlarian
Sayang, aku ingat kau berlutut di hadapanku
Tergagap mengingat bait puisi, berusaha menatap mataku
Lalu kau pasangkan cincin emas putih di jari manisku
Aku tersenyum, malu penuh bahagia
Tapi sekarang, aku rasa bahwa semua puisimu palsu
Tangan beku, gagapmu, tatapan, bahkan cincin, semua hanya kepalsuan
Kau bohongi gadis kecil dengan sebuah permen,
agar kau bisa meninggalkannya sendiri
Semua hal malam itu hanya sebuah sandiwara,
Besok kau akan bersama perempuan itu untuk selamanya
Tidakkah kau pikir ini sedikit menyakitkan?
Setelah malam itu, kau malah kembali pada perempuan lain?
Benci? Ya, aku membencimu
Benar-benar benci, sampai aku sulit bernapas dengan lega
Bagaimana bisa besok kau akan tertawa bahagia dengannya?
Dan, bagaimana bisa selama ini kau berkata bahwa hanya ada aku?
Aku, benar-benar membencimu.
Sangat benci hingga terus teringat semua kebohongan, janji, tatapan, puisi busuk, serta kecupan di kening
Aku sangat benci padamu, hingga akhirnya aku kembali ke dekat kolam air mancur ini
Berharap besok kau mati sebelum ucapkan janji sehidup semati.
"Berharap besok kau mati......" perkataan itu keluar karena kekecawaan yg sangat dalam
BalasHapus