Pernah merasa seperti tak diinginkan? Jujurlah, aku yakin kalian pernah mengalaminya. Aku? Jujur aku sering merasakannya.
Entah karena sifat ke-posessivan-ku atau mungkin karena aku terlewat perasa, aku sering merasa tak diinginkan. Kadang, aku merasa sedih ketika teman sekelasku hanya bepergian bersama tanpa diriku, padahal hal itu terjadi karena ketidak sengajaan. Semisal si A akan berkunjung ke rumah B, namun bertemu C yang sedang bersama D, ternyata di rumah si B ada si E, F dan G. Dan di situ, aku hanya merasa menjadi Z. Jauh dari mereka.
Pernah, si H berkunjung ke tempat si I yang mana adalah tetanggaku. Aku tak tahu apa yang akan mereka lakukan, tapi karena aku berpikir telah dekat dengan H, jadi aku bersembunyi di balik pintu untuk mengejutkannya. Aku yakin dia akan seperti biasanya menggedor pintu dan langsung masuk ke dalam kamarku. Tapi ternyata, dia tidak datang. Dia memiliki janji lain bersama temannya yang lain. Dan, entah kenapa, saat itu, aku menangis.
Ahh, sudahlah.. Aku pernah menyukai seorang kakak kelas. Dia bukanlah seorang ketua suatu kelompok keren, kharismatik, ataupun kutu buku. Aku hanya menyukainya layaknya kalian menyukai coklat. Tapi entah, dia hanya berpikir bahwa aku menyukai temannya. Jadi setiap kita berjumpa, tak pernah ada hal lain di antara kita. Ingin aku berkata seperti, "Ohh, ayolah, aku menyukaimu, bukan dia!" Atau mungkin "Kak! Sadarlah! Aku menyukaimu!" Tapi tidak, sampai sekarang pun aku tak melakukannya.
Aku pernah bersama dengan seorang yang berumur lebih tua. Jujur, dari awal aku tahu bahwa dia masih memiliki perasaan pada perempuan lain. Tapi, aku hanya menyembunyikan semua gundah, cemburu, kesal dan sedihku dalam setiap suap makanan yang masuk dalam mulutku. Hingga yaa, benar. Hal itu benar-benar terjadi. Terjadi kesalah pahaman di antara kami hingga kami memutuskan berpisah. Dan dia.. Ahh kalian pasti tahu. Dia kembali pada perempuan itu.
Dan sekarang, yaa sekarang aku tak tahu. Aku lelah menjadi orang yang menyukai seseorang lebih dulu. Karena hal itu menyakitkan. Orang yang yang mencintai lebih banyak, dialah yang akan terluka lebih parah. Setidaknya itu yang drama korea katakan. Tapi yaa, memang begitulah.
Sekarang aku tak tahu apakah dia benar-benar untuk benar-benar, ataukah hanya menjadikanku sebagai umpan agar perempuannya kembali? Ohh ayolah, aku benci berada di posisi seperti ini.
Entah karena sifat ke-posessivan-ku atau mungkin karena aku terlewat perasa, aku sering merasa tak diinginkan. Kadang, aku merasa sedih ketika teman sekelasku hanya bepergian bersama tanpa diriku, padahal hal itu terjadi karena ketidak sengajaan. Semisal si A akan berkunjung ke rumah B, namun bertemu C yang sedang bersama D, ternyata di rumah si B ada si E, F dan G. Dan di situ, aku hanya merasa menjadi Z. Jauh dari mereka.
Pernah, si H berkunjung ke tempat si I yang mana adalah tetanggaku. Aku tak tahu apa yang akan mereka lakukan, tapi karena aku berpikir telah dekat dengan H, jadi aku bersembunyi di balik pintu untuk mengejutkannya. Aku yakin dia akan seperti biasanya menggedor pintu dan langsung masuk ke dalam kamarku. Tapi ternyata, dia tidak datang. Dia memiliki janji lain bersama temannya yang lain. Dan, entah kenapa, saat itu, aku menangis.
Ahh, sudahlah.. Aku pernah menyukai seorang kakak kelas. Dia bukanlah seorang ketua suatu kelompok keren, kharismatik, ataupun kutu buku. Aku hanya menyukainya layaknya kalian menyukai coklat. Tapi entah, dia hanya berpikir bahwa aku menyukai temannya. Jadi setiap kita berjumpa, tak pernah ada hal lain di antara kita. Ingin aku berkata seperti, "Ohh, ayolah, aku menyukaimu, bukan dia!" Atau mungkin "Kak! Sadarlah! Aku menyukaimu!" Tapi tidak, sampai sekarang pun aku tak melakukannya.
Aku pernah bersama dengan seorang yang berumur lebih tua. Jujur, dari awal aku tahu bahwa dia masih memiliki perasaan pada perempuan lain. Tapi, aku hanya menyembunyikan semua gundah, cemburu, kesal dan sedihku dalam setiap suap makanan yang masuk dalam mulutku. Hingga yaa, benar. Hal itu benar-benar terjadi. Terjadi kesalah pahaman di antara kami hingga kami memutuskan berpisah. Dan dia.. Ahh kalian pasti tahu. Dia kembali pada perempuan itu.
Dan sekarang, yaa sekarang aku tak tahu. Aku lelah menjadi orang yang menyukai seseorang lebih dulu. Karena hal itu menyakitkan. Orang yang yang mencintai lebih banyak, dialah yang akan terluka lebih parah. Setidaknya itu yang drama korea katakan. Tapi yaa, memang begitulah.
Sekarang aku tak tahu apakah dia benar-benar untuk benar-benar, ataukah hanya menjadikanku sebagai umpan agar perempuannya kembali? Ohh ayolah, aku benci berada di posisi seperti ini.
Komentar
Posting Komentar