Satu hari di antara ratusan hari lainnya, kenapa harus membuatku risau? Kenapa harus membuat harapanku melayang-layang? Kenapa harus ada hal yang seperti itu?
Ahh tidak, maaf. Aku tidak menyalahkanmu. Dari awal akulah yang salah karena telah terlalu banyak berangan. Akulah yang telah dengan mantap menggantungkan harap tanpa memikirkan pijakannya.
Rindu. Ya mungkin karena aku sangat merindukan beberapa hal yang akhir-akhir ini tak kudapat. Hal yang akhir-akhir ini tak kulakukan. Hal yang akhir-akhir ini membuatku sangat berharap pada satu di antara sekian ratus hari yang ada, hingga aku membuat taman khayalanku sendiri.
Sepi? Tidak! Di sini terlalu ramai bahkan. Hmm, mungkin lebih tepatnya ini adalah kesepian. Bersama dengan orang baru dan harus memulai segalanya dari awal bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Bukankah begitu?
Tidak, tidak. Aku sudah tahu kenyataannya, jadi aku tak boleh terlalu berharap. Ah tidak! Berharap sedikit saja pun tak boleh. Kenapa? Karena akan jadi sangat menyakitkan saat aku bertemu dengan hari itu dan tak mereka di sampingku. Akan sangat menyakitkan kala taman harap yang telah kubuat dengan indahnya tiba-tiba hancur oleh kenyataan.
Lalu bagaimana dengan khayal? Bolehkah aku membuat sebuah taman bernama khayal? Taman yang selanjutnya kujadikan fatamorgana. Terasa sangat nyata, dekat dan membahagiakan namun sebenarnya tidak nyata karena sudah kubilang fatamorgana itu hanya khayalanku saja. Jika seperti itu, bolehkah?
Satu hari di atara ratusan hari lainnya, bolehkah aku membuat sebuah taman khayal? Dengan begitu aku tak akan merasa sakit saat kenyataan tiba, karena sekali lagi taman yang kubuat hanya fatamorgana semata.
Ahh tidak, maaf. Aku tidak menyalahkanmu. Dari awal akulah yang salah karena telah terlalu banyak berangan. Akulah yang telah dengan mantap menggantungkan harap tanpa memikirkan pijakannya.
Rindu. Ya mungkin karena aku sangat merindukan beberapa hal yang akhir-akhir ini tak kudapat. Hal yang akhir-akhir ini tak kulakukan. Hal yang akhir-akhir ini membuatku sangat berharap pada satu di antara sekian ratus hari yang ada, hingga aku membuat taman khayalanku sendiri.
Sepi? Tidak! Di sini terlalu ramai bahkan. Hmm, mungkin lebih tepatnya ini adalah kesepian. Bersama dengan orang baru dan harus memulai segalanya dari awal bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Bukankah begitu?
Tidak, tidak. Aku sudah tahu kenyataannya, jadi aku tak boleh terlalu berharap. Ah tidak! Berharap sedikit saja pun tak boleh. Kenapa? Karena akan jadi sangat menyakitkan saat aku bertemu dengan hari itu dan tak mereka di sampingku. Akan sangat menyakitkan kala taman harap yang telah kubuat dengan indahnya tiba-tiba hancur oleh kenyataan.
Lalu bagaimana dengan khayal? Bolehkah aku membuat sebuah taman bernama khayal? Taman yang selanjutnya kujadikan fatamorgana. Terasa sangat nyata, dekat dan membahagiakan namun sebenarnya tidak nyata karena sudah kubilang fatamorgana itu hanya khayalanku saja. Jika seperti itu, bolehkah?
Satu hari di atara ratusan hari lainnya, bolehkah aku membuat sebuah taman khayal? Dengan begitu aku tak akan merasa sakit saat kenyataan tiba, karena sekali lagi taman yang kubuat hanya fatamorgana semata.
Komentar
Posting Komentar