Aku tak tahu kamu di mana, bersama siapa dan mengerjakan apa sekarang ini. Aku sama sekali tak memiliki bayangan bagaimana rupamu, seperti apa matamu, tinggimu, apakah badanmu kurus atau berisi, apa kamu menguncir rambutmu atau memotongnya rapi.. aku tak tahu. Lalu, karena aku masih belum mengenalimu, biarkan aku memanggilmu "kamu" saja..
Aku tidak menyukai perokok. Tapi sebenarnya aku tak masalah jika kamu adalah seorang perokok, asal jangan pernah kamu merokok di sekitarku, ibuku, juga anak kita kelak. Jangan jadikan aku sebagai alasanmu berhenti, karena jika sesuatu terjadi padaku, aku yakin kamu akan kembali menghisapnya.
Kamu, sekarang ini aku tidak akan memaksakan pertemuan kita. Aku tak mau tergesa-gesa hanya karena teman-temanku sudah saling melempar bunga setelah akad. Tidak. Bersiap saja dululah, aku juga masih perlu bebenah diri.
Tidak kutampik, aku memang selalu bertanya-tanya mengenai sosokmu. Dalam beberapa mimpi aku merasa telah menjumpaimu, kuharap kamu pun demikian.
Sejujurnya aku bisa memasak namun tidak terlalu pandai melakukannya. Menemani anak kecilpun, aku masih tergagap. Jadi, tolong temani aku melakukannya. Aku yakin aku akan lebih percaya diri ketika kamu mendukungku.
Akan ada banyak pesan penuh kekhawatiran dariku nantinya bila jam pulangmu telah lewat, akan ada pula beberapa potong kue yang terpaksa kamu telan saat aku gagal membuatnya. Kumohon kamu bisa sabar..
Kamu suka apa? Teh? Kopi? Atau susu? Aku bisa membuatkannya setiap waktu sarapan atau saat kamu merasa tidak enak badan. Aku akan menyetrika bajumu dengan cepat ketika kita terlambat bangun bersama. Aku juga akan membuatkanmu puding tiap minggunya jika kamu mau.
Oiya, aku ini pencemburu yang baik. Jadi hati-hatilah dengan teman-temanmu mulai dari sekarang. Jaga hatimu untukku saja, ya!
Aku tidak menyukai perokok. Tapi sebenarnya aku tak masalah jika kamu adalah seorang perokok, asal jangan pernah kamu merokok di sekitarku, ibuku, juga anak kita kelak. Jangan jadikan aku sebagai alasanmu berhenti, karena jika sesuatu terjadi padaku, aku yakin kamu akan kembali menghisapnya.
Kamu, sekarang ini aku tidak akan memaksakan pertemuan kita. Aku tak mau tergesa-gesa hanya karena teman-temanku sudah saling melempar bunga setelah akad. Tidak. Bersiap saja dululah, aku juga masih perlu bebenah diri.
Tidak kutampik, aku memang selalu bertanya-tanya mengenai sosokmu. Dalam beberapa mimpi aku merasa telah menjumpaimu, kuharap kamu pun demikian.
Sejujurnya aku bisa memasak namun tidak terlalu pandai melakukannya. Menemani anak kecilpun, aku masih tergagap. Jadi, tolong temani aku melakukannya. Aku yakin aku akan lebih percaya diri ketika kamu mendukungku.
Akan ada banyak pesan penuh kekhawatiran dariku nantinya bila jam pulangmu telah lewat, akan ada pula beberapa potong kue yang terpaksa kamu telan saat aku gagal membuatnya. Kumohon kamu bisa sabar..
Kamu suka apa? Teh? Kopi? Atau susu? Aku bisa membuatkannya setiap waktu sarapan atau saat kamu merasa tidak enak badan. Aku akan menyetrika bajumu dengan cepat ketika kita terlambat bangun bersama. Aku juga akan membuatkanmu puding tiap minggunya jika kamu mau.
Oiya, aku ini pencemburu yang baik. Jadi hati-hatilah dengan teman-temanmu mulai dari sekarang. Jaga hatimu untukku saja, ya!
Komentar
Posting Komentar