Kamu tahu? Aku merasa begitu menyedihkan saat kamu mulai melangkah pergi.
Ada banyak gejolak perasaan yang memenuhi dadaku, menyesakkan, namun tak mampu terucapkan.
Aku tak pernah merasa seegois ini, tapi tolong katakan kamu tak akan pergi,
berjanjilah bahwa kamu akan menghabiskan napasmu di sini bersamaku.
Tolong, jangan tinggalkan aku.
Bayangmu semakin jelas saat aku menutup mata, lalu jadi menyakitkan saat ku buka mata, karena kamu tak lagi di sampingku.
Tolong, sambutlah lagi pelukku.
Sungguh, ini menyakitkan saat aku memelukmu erat dari belakang, namun kamu dengan dinginnya berusaha melepas tanganku.
Menyakitkan, ini menyakitkan karena kini aku hanya bisa melihat punggungmu di kejauhan,
merasakan hembusan napasmu dulu yang kini menjelma jadi angin malam yang sepi.
Aku merindukanmu, aku membutuhkanmu. Ini bodoh, tapi aku tak bisa bernapas lega tanpamu,
aku tak bisa tidur dengan nyenyak lagi setelah kamu campakkan.
Aku takut, apa yang harus aku lakukan agar tetap bisa berjalan meski tanpamu?
Jika aku mendapat mimpi buruk, bagaimana caraku menenangkan diri tanpa pelukmu?
Membayangkan malam-malam tanpamu memegang tanganku, membuat kakiku bergetar,
katakan, apa yang harus kuperbuat untuk menghadapi semua mimpi buruk ini?
Kembalilah, ku mohon kembalilah. Aku takut, kesepian, merana, dan jadi wadah tak berisi tanpamu.
Aku tak akan beranjak, aku akan tetap menunggumu hingga kamu tersenyum dan kembali.
Datanglah, terbitlah. Aku benar-benar takut sendirian, tanpamu, tanpa melodi degup dan napasmu.
Aku sungguh tak bisa apa-apa tanpamu. Banyak ketakutan yang muncul saat kamu tak lagi menguatkanku.
Aku rindu, aku takut.
Meski sudah ku memohon, namun kamu tak pernah bergeming.
Maaf, maafkan aku, tolong kembalilah.
Tak peduli ku berlari sampai tertatih, kamu makin menjauh pergi.
Ada banyak gejolak perasaan yang memenuhi dadaku, menyesakkan, namun tak mampu terucapkan.
Aku tak pernah merasa seegois ini, tapi tolong katakan kamu tak akan pergi,
berjanjilah bahwa kamu akan menghabiskan napasmu di sini bersamaku.
Tolong, jangan tinggalkan aku.
Bayangmu semakin jelas saat aku menutup mata, lalu jadi menyakitkan saat ku buka mata, karena kamu tak lagi di sampingku.
Tolong, sambutlah lagi pelukku.
Sungguh, ini menyakitkan saat aku memelukmu erat dari belakang, namun kamu dengan dinginnya berusaha melepas tanganku.
Menyakitkan, ini menyakitkan karena kini aku hanya bisa melihat punggungmu di kejauhan,
merasakan hembusan napasmu dulu yang kini menjelma jadi angin malam yang sepi.
Aku merindukanmu, aku membutuhkanmu. Ini bodoh, tapi aku tak bisa bernapas lega tanpamu,
aku tak bisa tidur dengan nyenyak lagi setelah kamu campakkan.
Aku takut, apa yang harus aku lakukan agar tetap bisa berjalan meski tanpamu?
Jika aku mendapat mimpi buruk, bagaimana caraku menenangkan diri tanpa pelukmu?
Membayangkan malam-malam tanpamu memegang tanganku, membuat kakiku bergetar,
katakan, apa yang harus kuperbuat untuk menghadapi semua mimpi buruk ini?
Kembalilah, ku mohon kembalilah. Aku takut, kesepian, merana, dan jadi wadah tak berisi tanpamu.
Aku tak akan beranjak, aku akan tetap menunggumu hingga kamu tersenyum dan kembali.
Datanglah, terbitlah. Aku benar-benar takut sendirian, tanpamu, tanpa melodi degup dan napasmu.
Aku sungguh tak bisa apa-apa tanpamu. Banyak ketakutan yang muncul saat kamu tak lagi menguatkanku.
Aku rindu, aku takut.
Meski sudah ku memohon, namun kamu tak pernah bergeming.
Maaf, maafkan aku, tolong kembalilah.
Tak peduli ku berlari sampai tertatih, kamu makin menjauh pergi.
Komentar
Posting Komentar